Jadi Tentara Dipecat, Punya Bini Disikat
TaipanQQ - SIAL banget Sutomo, 25. Jadi tentara dipecat, eh istrinya malah diselingkuhi oknum polisi dalam hotel. Karena sudah tak punya “gigi” lagi, Sutomo hanya bisa mengadukan Briptu Daris, 30, ke atasannya. Sedangkan istrinya, Tanti, 23, yang mengkhianati cintanya, terpaksa dimaafkan, karena sekarang jadi sandaran ekonomi.
Lelaki penganggur memang akan kehilangan wibawa dan harga diri dalam rumahtangga. Apa lagi jika sumber ekomomi itu kemudian diambil-alih istrinya, wah….suami model begini ini jadi aji godong jati aking (tak berguna).
Dalam rumahtangga, dia kemudian hanya berfungsi sebagai pejantan doang. Kerjanya hanya makan tidur dan minum obat kuat, biar rosa-rosa macam Mbah Maridjan.
Lelaki sial itu adalah Sutomo, warga Kretek, Bantul. Dulunya dia anggota TNI, tapi karena indisipliner kemudian dikeluarkan dari dinas. Bila dulu Sutomo harus taat pada Sapta Marga dan sumpah prajurit, kini dia jadi penggiat ”sapta pesona” (baca: wisatawan), karena kerjanya hanya jalan-jalan. Jadi nasib Sutomo ini mirip-mirip Patrialias Akbar. Jadi Menteri Hukum & HAM diberhentikan, eh jadi hakim MK diberhentikan pula gara-gara di PTUN-kan.
Setelah Sutomo jadi pengangguran, Tanti akhirnya ambil alih kendali rumah tangga. Dia jualan di Pasar Kretek, sedangkan Sutomo jadi juru antar-jemput istri dan juga barang. Kontras banget memang. Dulu Sutomo dengan bangga panggul senjata, sekarang harus panggul bagor plastik berisi dagangan istri. Begitulah wolak-waliking jaman.
Dari jualan di pasar itu Tanti bisa membiayai rumahtangganya. Dari sini pula dia kemudian kenal dengan Briptu Daris dari Polsek Kretek. Perkenalan itu terus berlanjut. Meski di rumah sudah ada istri, melihat bodi dan penampilan Ny. Tanti, ukuran celana polisi itu mendadak sontak berubah, dari M langsung ke XL. “Kapan-kapan aku harus bisa menembaknya,” kata Daris, seperti menghadapi buronan saja.
Tanti – Daris terus berkomunikasi, dari ketemu langsung sampai kontak-kontakan lewat HP. Rupanya Tanti juga bisa memahami aspirasi urusan bawah oknum polisi ini. Maka ketika diajak menindak lanjuti koalisi itu menjadi eksekusi dalam hotel, dia menurut saja. Wah, ternyata “tembakan” oknum polisi ini selalu tepat dan akurat, sehingga Tanti pun merem melek menyambutnya. Pokoknya: kicak jenang jahe, krasa penak meneng wae.
Tapi belakangan Tanti-Daris kurang rapi mengemas menejemen selingkuhnya, sehingga rencana selingkuh lanjutan itu tercium oleh Sutomo selaku pemilik otoritas. Diam-diam dia membuntuti sepeda motor istri yang ternyata menuju ke sebuah hotel di Girijati Kecamatan Purwosari, Gunung Kidul.
Tiba di sana ternyata telah menunggu oknum polisi Briptu Daris ini. Dibiarkan saja dulu keduanya cek in. Begitu mereka masuk, baru Sutomo memberitahukan kepada sekuriti hotel tentang siapa “dua sejoli” yang bukan suami istri itu.
Penggerebekan segera dilakukan, dengan menggedor-gedor pintu kamar yang dipakai Tanti – Daris.
Ibarat syuting film, agaknya aksi mesum Tanti – Daris langsung dicut. Tapi baru saja membukakan pintu oknum polisi ini langsung diantil (tempeleng) oleh Sutomo dibantu sejumlah temannya. Setelah itu baru diserahkan ke pihak Kades. Pak Kades yang tak mau ribut-ribut berhasil mendamaikan keduanya, sampai-sampai Sutomo – Daris bersalaman. Sutomo tak mau menuntutnya secara hukum, karena takut istrinya juga ditahan juga. Padahal dia sudah kadung jadi sumber ekonomi.
Kompromi urusan perut dan yang di bawah perut.
Tidak ada komentar