Taipanqqbet.net Partner Sejati Untuk Permainan Kartu Anda :) I STATUS BANK : | BCA - ONLINE | MANDIRI - ONLINE | BNI - ONLINE | BRI - ONLINE | DANAMON - ONLINE | PERMATA - ONLINE | PANIN - ONLINE | Untuk LOGIN SITE Di HandPhone menggunakan Link : Taipanqqbet.net

Header Ads

Pennywise Bangkit, Ini 6 kelebihan dan Kekurangan "IT: Chapter Two"



TaipanQQ-Sekuel dari film horor hits tahun 2017, IT yang diadaptasi dari novel Stephen King mulai tayang di bioskop tanah air. Mengambil setting 27 tahun berlalu sejak tragedi di film pertama,  IT: Chapter Two menampilkan para anggota The Losers Club yang sudah tumbuh dewasa dan bersiap kembali ke kota Derry, setelah sang badut Pennywise bangkit dan kembali memangsa anak-anak kecil.

Mari kita mulai dari kelebihannya


1. Penampilan epic dari pemeran The Losers Club versi dewasa dan kecil
Keunggulan utama dari film horor berdurasi 169 menit ini adalah dari segi casting para aktor pemeran versi dewasa dari The Losers Club. Siapa pun yang menjadi casting director dari film IT: Chapter Two pantas diacungi jempol karena mampu memilih para aktor dewasa yang memiliki kemiripan fisik nyaris sempurna dengan aktor-aktor ciliknya.

Tak hanya mirip secara fisik, akting James McAvoy sebagai Bill, Jessica Chastain sebagai Beverly, Bill Hader sebagai Richie, James Ranshone sebagai Eddie, Isaiah Mustafa sebagai Mike, Jay Ryan sebagai Ben, serta Andy Bean sebagai Stanley juga mampu menyaingi kualitas penjiwaan karakter yang sudah dibawakan oleh para aktor cilik di film pertama.

2. Unsur komedi yang lebih kuat dari chapter pertama dan mampu mengikat cerita dengan baik


Konsep plot dari IT: Chapter Two menyuguhkan tema yang lebih dewasa dengan turut serta mengangkat isu sensitif seperti LGBT dan bunuh diri. Teror dari Pennywise pun ditampilkan dengan gaya lebih brutal dan mencekam. Namun bukan berarti sekuel kali ini kehilangan selera humornya.

Dibandingkan dengan film pertama, IT: Chapter Two memiliki unsur komedi yang lebih kuat. Komedi yang disajikan pun bukan sekadar humor receh yang garing. Kombo Richie (Bill Hader) dan Eddie (James Ranshone) mampu menyelipkan lelucon mengundang tawa di tengah kepanikan mereka menghadapi teror Pennywise.

3. Konsistensi pengembangan cerita yang bikin nostalgia


Bagi kamu yang sudah menonton film pertama pasti menemukan banyak easter eggs dari sejumlah adegan di IT: Chapter Two yang bikin kamu terbawa nostalgia film pertama.

Sebut saja saat seluruh anggota The Losers Club berkeliling kota Derry secara terpisah untuk mengumpulkan kenangan masa kecil mereka selama menjadi korban teror dari Pennywise, atau saat Bill bertekad melawan Pennywise seorang diri setelah ia menjadi saksi bagaimana badut mematikan tersebut memangsa anak kecil di depan matanya.

Kemudian mari kita bahasa tiga kekurangannya

4. Durasi yang terlalu lama dengan porsi kesimpulan yang tipis


Durasi 169 menit rupanya membuat IT: Chapter Two terkesan berbelit. Tahap pertama film ini berlangsung sangat lama dan cukup membosankan dengan hanya diisi selingan nostalgia dan jump scare mengerikan. Apalagi durasi lama ini juga semakin mengganggu dengan banyaknya adegan yang tidak seharusnya dibuat dalam mode slow motion.

Padahal kesimpulan dari misi The Losers Club di sekuel kali ini hanya satu, bagaimana cara mereka bisa membunuh Pennywise seutuhnya sehingga si badut peneror itu tidak akan bisa bangkit lagi pada 27 tahun berikutnya.

5. Kemunculan karakter yang tak mengubah apa pun


Sayangnya, pengembangan karakter dari IT: Chapter Two juga tidak cukup rapi. Di versi bukunya, ada karakter seperti Audra Denbrough istri dari Bill serta Tom Rogan suami dari Beverly yang membawa peran cukup penting. Tetapi di versi film, kedua karakter tersebut hanya menjadi figuran semata.

Satu yang paling mengecewakan adalah karakter Henry Bowers. Warner Bros sempat menggoda lewat kemunculan Bowers pada trailer, padahal karakter antagonis ini sempat dikira meninggal pada ending film pertama. Alhasil, godaan ini jelas memunculkan harapan bahwa Bowers akan kembali meneror para anggota The Losers.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Bowers memang kembali untuk balas dendam, tapi kemunculannya terkesan melempem dan tidak membawa dampak apa pun pada perubahan garis besar cerita.

6. More creepy, less scary


Mode dari jump scare dan adegan horor yang ditampilkan di IT: Chapter Two memang lebih brutal dari film pertama dengan jenis-jenis perubahan Pennywise yang semakin mengerikan serta aksinya memangsa korban yang ditampilkan dengan lebih jelas. Namun semua itu rasanya hanya cukup membuat kaget dan bergidik ngeri saja, tidak sampai membuat kita paranoid atau bahkan bermimpi buruk setelah menontonnya. PokerOnline

Secara keseluruhan, IT: Chapter Two menjadi film horor yang bisa dinikmati tanpa harus mikir berat. Apalagi bagi kamu yang sudah membaca bukunya atau menonton versi miniseri tahun 1990, hasil akhir duel The Losers Club vs Pennywise di film ini bisa menjadi kejutan tersendiri. IDN Times memberi skor 3,8/5 untuk film besutan sutradara Andy Muschietti ini.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.